Minggu, 24 Mei 2009

A HONOR OF MOTHER

“Rahimmu adalah awal dari perjalananku wahai ibu…”

Ibu. Merupakan sebuah kata atau nama yang tak asing lagi bagi kita. Sesosok wanita yang mengawali semua kehidupan kita. Dari perut dan rahimnyalah awal dari kehidupan kita semua. Bagiku, seorang ibu bukanlah hanya orang tua yang melahirkan dan merawatku, tapi lebih dari sekedar itu. Dia adalah pejuang paling mulia yang pernah aku jumpai dan temui. Bagaimana ketulusan, kesabaran dan keikhlasan yang datang dari lubuk hatinya. Bagaimana atas segala pengorbanan dan bahasa kasihnya yang menggema didalam sanubariku. Tuturnya adalah do’a bagiku dan perilakunya adalah tuntunan dalam perjalananku. Jika ada bahasa yang menyebutkan surga ditelapak kaki ibu, itu memanglah benar. Karena sebenarnya seorang ibu selalu ditemani oleh malaikat-malaikat yang selalu menemaninya. Lalu pernahkah kalian berpikir untuk menghargai semua pemberiannya? Pernahkah kalian berpikir untuk sedikit membalas ketulusannya?

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui :
Ketika ibu memasakan sesuatu, pernahkah kalian berkata terima kasih, walaupun hanya dalam hati? Kebanyakan ketika kita mendapatkan masakan dari ibu, kita hanya bisa mencela, apalagi jika masakan itu tidak cocok atau kita tidak menyukainya. Lantas kita pergi dengan ocehan-ocehan yang sedikit mengiris. Bisakah kalian sedikit menghargai atas apa yang dihadirkan oleh seseorang yang telah memberikan rahimnya untuk kita tinggali? Tidak bisakah mengucapkan terima kasih dan memberikan pujian sehingga senyum indahnya itu terbuka? Mungkin karena semua hal itulah Alloh memberikan keadilan bagi seorang ibu. Ya, ketika seorang ibu bersusah payah memberikan kehidupan kepada anak-anaknya, maka dijauhkannya perempuan yang mulia itu dari neraka sejauh tujuh hasta. Dan dari setiap zat makanan yang dihadirkannya adalah pahala yang membawa surga baginya. Dan jika kalian tahu, senyum seorang ibu adalah sebuah penghapus dosa. Allohu akbar!
Ketika ibu mencucikan atau menyetrikakan pakaian kita, kebanyakan kita hanya mengeluh. Baju ini belum bersih lah, belum rapi lah dan alasan-alasan yang lainnya. Bahkan yang paling menyedihkan ketika ada seorang anak yang menyuruh ibunya untuk mencucikan bajunya layaknya seorang pembantu. Alangkah lebih membahagiakannya jika kita menawarkan bantuan atau mungkin lebih dari itu. Sedikit ikut merasakan pengorbanan dan kesungguhannya. Sungguh, cucuran keringat seorang ibu akan dibalas dengan Telaga Kautsar sebagai pengganti dahaganya di dunia atas apa yang telah beliau lakukan.
Dan yang paling utama adalah ketika ibu mengandung anaknya, maka seluruh malaikat bertasbih dan berdo’a untuknya. Dimohonkan ampun dan permaafan dalam segala kehidupannya. Dan ketika beliau merasakan sakit dan perihnya melahirkan, maka sebuah kesucianlah yang beliau dapatkan. Bagaimana beliau menikmati sakit dan perihnya hanya bagi kita. Kemudian setelah kita lahir, dengan hati-hati dan penuh perasaan beliau memberikan titis kasihnya melalui tetesan air susu bagi kita. Tak ada keluh kesah dan rasa takut yang menghalangi ketegaran dan pengorbanannya. Bahkan ketika seorang anaknya sedang sakit yang cukup serius, maka ibu itu akan berdo’a agar segala sakit yang diderita anaknya itu biarlah beliau yang merasakan dan beliau ikhlas dan rela untuk menggantikannya. Hal ini benar-benar nyata dan datang dari pengalaman. Sungguh, pertamanan dan sebuah tempat di surga adalah kedudukan yang layak bagi beliau. Sehingga terkadang, untuk mencium ujung kakinyapun aku merasa tidak pantas atas semua perilaku dan perkataan yang mengusik perasaannya. Mungkin ocehan-ocehanku yang tak berkenan dihatinya.
Untuk itu, belajarlah untuk sedikit menghargai dan memberikan sedikit kebahagiaan bagi talian hidup kita. Jika terlalu sulit untuk hal yang besar, lakukanlah dari yang kecil dahulu. Karena sesuai apa yang sering ibuku katakan, segala sesuatu yang besar itu berasal dari sesuatu yang kecil atau tak berdaya. Itulah satu pesan yang selalu mengilhami perjalananku. Bagi kalian, mulailah untuk berkata dan bersikap yang lembut dan tidak menyakiti hati beliau dan untuk selanjutnya kalian akan bisa untuk membahagiakan beliau. Dengan tidak menyakitinya, berarti kita telah sedikit memberikan secercah kebahagiaan bagi beliau. Dan dengan kebahagiaan itu, maka sedikit dosa telah terhapuskan dan pahala serta keridhoanlah yang akan kita terima. Jadi sekali lagi, berikanlah setitik kebahagiaan dan penghargaan atas apa yang telah beliau perbuat, meskipun semua itu belum mampu untuk menilai apa-apa yang telah diperbuatnya.

Pesanku adalah, jangan pernah rusak ikatan atau talian rahim antara seorang ibu dan anak. Karena sejauh-jauhnya itu, ikatan tersebut tak akan pernah mampu dilepaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat-Ayat Tentang Riba

Assalamu'alaikum.. Alladzina yaa kuluunarribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumulladzii yatakhobbathuhusyayaithoonu minalmassi, dzaal...