Selasa, 11 April 2017

Ayat-Ayat Tentang Riba

Assalamu'alaikum..

Alladzina yaa kuluunarribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumulladzii yatakhobbathuhusyayaithoonu minalmassi, dzaalika bi annahum qooluu innamaal bai'u mitslurrobaa wa akhallallohul bai'a wa kharromarribaa, wamamjaa ahu mau'idhotummirrobbihii faantahaa falahu maa salafa, wa amruhuu ilalloh, wa man'aada faulaaika asykhaabunnaar humfihaa khooliduun (Al Baqarah: 275).
"Orang-orang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena merekas berkata  bahwa jual-beli sama dengan riba. Barangsiapa mendapati peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Alloh. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al Baqarah: 275).

Wamkhaqullohurribaa wa yurbishshodaqooh, wallohulaa yukhibbu kullu kaffarin atsiim (Al Baqarah 276).
"Alloh memusnahkan riba dan menyuburkan sodaqoh. Alloh tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam  kekafiran dan bergelimang dosa." (Al Baqarah 276).

Yaa ayyuhaalladziina aamanuttaqulloha wa dzaruumaa baqiya minarribaa inkuntum mu'miniin (Al Baqarah 278)
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Alloh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang beriman." Al Baqarah 278).

Faillam taf'aluu faadzunubi kharbimminallohi wa rosuulihi, wa intubtum falakum ru uusu amwaalikum,  laa tadhlimuuna wa laatudhlamuun (Al Baqarah 279).
"Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Alloh dan rosul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat dzalim (merugikan) dan tidak didzalimi (dirugikan)." Al Baqarah 279.

Wamaa aataitummirribaalliyarbu wa fii amwaalinnaasi falaa yarbuu'indalloh, wa maa aataitummin zakaatin turiiduuna wajhallohi faulaaika humulmudh'ifuun (Ar-Rum: 39).
"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Alloh. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhooan Alloh, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)." (Ar-Rum: 39).

Wa akhdzi himurribaawa qodnuhuu'anhu wa aklihim amwaalannasi bil baathili, wa a'tadnaa lilkaafiriina minhum'adzaabaan aliim. Laakinirroo sikhuuna fil'ilmi minhum wal mu'minuuna yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila minqoblika wal muqiimiinshsholaata wal muutuunazzakaata wal mu'minuuna biillahi wal yaumil aakhir, ilaaika sanuutiihim ajroon'adhiim (An-Nisa: 161-162).
"dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (bathil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih. Tetapi orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka, dan orang-orang yang beriman, mereka beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan kepada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu, begitu pula mereka yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat dan beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar." (An-Nisa: 161-162).

Yaa ayyuhaalladziina aamanuu laa taa kuluurribaa adh'aafammudhoo'afatawwattaqulloha la'allakum taflikhuun (Ali Imron: 130).
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Alloh agar kamu beruntung." (Ali Imron: 130).

Semoga beberapa ayat di atas dapat menjelaskan tentang RIBA. Banyak orang yang menantang, mana dalilnya, mana sumbernya, bagaimana bunyinya saat diberikan nasehat untuk menjauhi RIBA. Nah, semoga ayat-ayat di atas sedikit banyak dapat menjadi sumber bagi saudara-saudara yang sedang mencari hidayah.

Mohon maaf jika banyak saudara saya yang merasa sakit hati dengan postingan-postingan saya. Jika memang berkenan, silahkan bacalah. Jika tidak berkenan, paling tidak saya sudah melaksanakan kewajiban saya sebagai sesama muslim. Dan jika berghibah, Alhamdulillah, berkuranglah dosa-dosa saya.

Wassalamu'alaikum..

Daging Yang Diharamkan Masuk Surga

Assalamu'alaikum..

 “Tidak ada daging yang tumbuh dari as-suht, kecuali neraka lebih layak baginya.” (HR. Turmudzi 614 dan dishahihkan al-Albani).

 Menurut pemahaman saya yang masih kurang ilmunya, adalah setiap daging manusia yang tumbuh dari hasil yang haram, dari makanan yang haram, maka akan haram pula daging tersebut untuk masuk ke surga.

BAYANGKAN, seorang anak, usia bayi atau balita, yang belum tahu tentang dosa, yang belum bisa mencari makan sendiri, diharamkan baginya untuk masuk ke surga, padahal dia tidak tahu apa-apa. BAYANGKAN, dia harus merasakan jilatan api yang tidak pernah dia sulut sama sekali. Bukankah anak adalah sesuatu yang sangat sangat berharga, bahkan bagi saya, saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk kesehatannya di dunia, apalagi di akherat. Banyak sauadara-sauadari kita yang belum memiliki anak, mereka memohon hingga mereka rela menukarkan apapun yang mereka miliki demi seorang anak. Lalu mengapa kita yang telah dikaruniai seorang anak, tega menjerumuskan anak kita, darah daging kita sendiri menuju api neraka? Bahkan saya sendiri, memiliki seorang saudara yang belum dikaruniai seorang anak, beliau kaya, mempunyai jabatan yang tinggi di kantornya, pernah berkata, "saya rela menukar semua harta dan jabatan saya demi mempunyai seorang anak yang darah daging saya sendiri.". Sebegitu besarnya nilai seorang anak untuk ditukar dengan sesuap nasi yang berasal dari sesuatu yang haram.

Kemudian..

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al Baqarah: 278-279).

Saya sudah beberapa kali membaca ayat tersebut, namun tidak tahu artinya. Setelah saya mendengar ayat tersebut beserta konsekuensinya, kemudian saya membaca terjemahannya di Al-Qur'an, saya MERINDING. Saya mencoba belajar tentang konsekuensi dari dosa-dosa yang ada, TIDAK ADA SATUPUN dosa dimana Alloh SWT dan Rosulnya MENYATAKAN PERANG secara LANGSUNG.
BAYANGKAN, jika seorang manusia menyatakan perang dengan suatu negara. Apa yang ada di benak kita? "Ah, itu pasti orang gila". Apalagi ini, yang kita nyatakan perang adalah Dzat yang menciptakan kita.
Masya Alloh, jangankan menyatakan perang dengan Alloh, melihat seorang ibu bermuka marah saja, kita pasti sudah takut setengah mati.

Mungkin banyak sahabat dan saudara saya yang mencibir tulisan saya, menganggap saya sok suci, tobat sementara dll bahkan marah terhadap saya. Tapi tidak mengapa, akan saya selalu doakan, semoga kalian secepatnya menemukan hidayah.
(silahkan lihat riwayat pekerjaan saya di facebook dengan akun Eko Waluyo Budi Utomo)

Semoga tulisan yang sedikit ini bermanfaat.

Wassalamu'alaikum..

Selasa, 04 April 2017

HIDAYAH DAN HIJRAH


Apa si hidayah? Apa si Hijrah?

"Jika Aku sesat Maka Sesungguhnya Aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika Aku mendapat petunjuk Maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya dia Maha mendengar lagi Maha Dekat" (Saba: 50)

Jadi aneh rasanya jika ada seseorang yang menuduh orang lain memurtadkan orang lain karena orang tersebut mendapat hidayah. Hidayah atau yang sering orang sebut dengan pencerahan, bukan hanya sekedar tergerak hatinya untuk kembali kepada jalan Tuhan. Bayi menangis adalah hidayah (hidayah tabi'at), seseorang bisa melihat adalah hidayah (hidayah indera), seseorang bisa membedakan mana baik mana buruk adalah hidayah (hidayah akal) dan masih banyak lagi. Sedangkan puncak dari hidayah adalah agama (hidayah ad-dien).

Hidayah yang sering kali dimaksud orang adalah hidayah ma'unah dan taufik. Ada seseorang pecandu alkohol atau narkoba, kemudian berhenti karena SADAR akan bahayanya, itu adalah salah satu hidayah ma'unah dan taufik. Tuhan secara tidak langsung menyadarkan dirinya jika alkohol dan narkoba itu pada akhirnya akan membunuh dirinya.

Begitu pula dengan pindahnya keyakinan seseorang. Seseorang yang memutuskan untuk berpindah keyakinan, PASTIlah melalui jalan panjang. Bukan hanya mendengar ceramah si A, si B, lantas memutuskan untuk berpindah keyakinan. Untuk merubah telur mentah menjadi telur matang saja, membutuhkan waktu 10-15 menit, apalagi yang dirubah adalah KEYAKINAN. Jadi STOP membuat statement jika seseorang merubah keyakinannya secepat membuat mie rebus.

“Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa: 100).
Mungkin definisi hijrah yang paling sederhana adalah PINDAH. Akan tetapi, hijrah memiliki makna yang jauh lebih luas, bukan lagi hanya hijrah dari Mekkah menuju Madinah seperti pada jaman Rosululloh.
Bagi umat muslim, banyak sekali yang tidak menyadari jika mereka sebenarnya sedang berhijrah, contohnya:
1. Seseorang yang semula hanya menjalankan sholat maghrib, kemudian bertambah menjalankan sholat dhuhur, ashar, isya dan shubuh, itu salah satu bentuk hijrah.
2. Seseorang yang semula menjalankan sholat dirumah, kemudian berubah untuk menjalankan sholat berjamaah di masjid atau mushola, itu adalah hijrah.
3. Seseorang yang semula tidak pernah bersodaqoh, kemudian mulai bersodaqoh sebulan sekali, itu adalah hijrah.
4. Seseorang yang semula tidak mengenakan hijab, kemudian berhijab, itu adalah hijrah dan masih banyak lagi contohnya.
Esensinya, hiijrah pada jaman sekarang adalah PERUBAHAN menjadi LEBIH BAIK.

Lalu apa hubungan antara HIDAYAH dan HIJRAH?
HIDAYAH → HIJRAH
Seseorang tidak akan BERHIJRAH sebelum mendapatkan atau lebih tepatnya menemukan HIDAYAH.

Kamis, 30 Maret 2017

- kaPITAlis

Gaji Rp. 3.500.000,- dengan target 1 bulan 500 juta dengan bunga 0,7%/ bulan tenor 3 tahun (36 bulan).

Mari kita hitung besarnya bunga..
0,7/100 x 500.000.000 = Rp. 3.500.000,-.

Dengan asumsi setiap bulan target, maka perhitungan akumulasi pertambahan profit bunga sebagai berikut:
Bulan I, menyumbang bunga Rp. 3.500.000,-
Bulan II, menyumbang bunga Rp. 7.000.000,-
Bulan III, menyumbang bunga Rp. 10.500.000,-
Bulan IV, menyumbang bunga Rp. 14.000.000,-
Bulan V, menyumbang bunga Rp. 17.500.000,-
Bulan VI, menyumbang bunga Rp. 21.000.000,-
Bulan VII, menyumbang bunga Rp. 24.500.000,-
Bulan VIII, menyumbang bunga Rp. 28.000.000,-
Bulan IX, menyumbang bunga Rp. 31.500.000,-
Bulan X, menyumbang bunga Rp. 35.000.000,-
Bulan XI, menyumbang bunga Rp. 38.500.000,-
Bulan XII, menyumbang bunga Rp. 42.000.000,- dst.

Mari kita jumlahkan dan bandingkan antara gaji dan profit perusahaan, dengan asumsi seorang karyawan bank mendapatkan gaji dari hasil pembayaran bunga nasabahnya.
Bulan I, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 0
Bulan II, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 3.500.000
Bulan III, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 7.000.000
Bulan IV, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 10.500.000
Bulan V, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 14.000.000
Bulan VI, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 17.500.000
Bulan VII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 21.000.000
Bulan VIII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 24.500.000
Bulan IX, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 28.000.000
Bulan X, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 31.500.000
Bulan XI, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 35.000.000
Bulan XII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 38.500.000 dst.

Perbandingannya?
Karyawan Rp. 42.000.000,-
Perusahaan Rp. 231.000.000,-

Ini baru perhitungan 1 tahun, bayangkan jika sampai 5 tahun atau 10 tahun, kira-kira bagaimana?

Dengan realita di lapangan?
1. Berangkat jam 7 pagi, pulang tidak terhingga atau tidak pulang.
2. Jika target, si bos memberikan tepuk tangan. Tidak target, "Gue tendang loe dari perusahaan gue!" (profit kredit tetap berjalan bagi perusahaan & perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya gaji karyawan).
3. Sakit? Si Bos mana tahu, kan karyawan ribuan? Yang mengurus orang tua, istri/suami & anak, orang-orang yang kita temui beberapa jam setiap hari.
4. Ketemu keluarga? Senin-Jumat jam bertemu keluarga dari pukul 04.00 s.d 07.00 dan pukul 20.00 s.d 21.00. (belum target, sabtu WAJIB MASUK), kata si bos. Jika tidak mau? "Keluar dari barisan saya!"
5. Anak tidak pernah terpantau, nakal, tersangkut NARKOBA, lalu yang disalahkan guru sekolahnya. "Gimana si gurunya, ga becus urus anak gue. Kan gue udah bayar mahal!". (mintanya anaknya pinter tapi tidak pernah "nyinaoni", mintanya anaknya pinter sholat tapi tidak pernah "nyontoni", mintanya anaknya sehat tapi anaknya makan apa tidak tahu. Yang paling sedih, jika si anak dititipkan ke Mbahnya, yang disalahkan mbahnya. "Gimana si pak, bu, kan Nanda sudah saya titipkan?" (emangnya bapak ibu kamu panti asuhan?). Pikirrrrrrrrrrrrrrrrr!
6. Ada nasabah macet? Si bos, "Gue pusing nih, gue ga mau tau gimana caranya ni nasabah angsuran masuk, loe pikir tu duit punya nenek moyang loe? Itu duit gue tau!". Jalan terakhir, si karyawan menutupi angsuran nasabahnya. Kalo tidak mau? "Keluar dari barisan saya!", kata si bos.
7. Tanggal 1 s.d 20, dicambuk agar target kredit lolos. Tanggal 21 s.d 31? Dicambuk agar nasabah bisa mengangsur semuanya.
8. Silahkan tambahkan sendiri yang merasa punya pengalaman.

Selamat malam, selamat beristirahat..
(ojo dipikir jero-jero, mbok mumet ndasmu tapi karo cengar-cengir)

Kamis, 23 Maret 2017

Kubangan Lumpur "RIBA"

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Saya mengambil judul di atas terkait dengan keputusan saya untuk keluar dari dunia perbankan. Pastilah banyak sahabat-sahabat saya yang menghujat ataupun memperbincangkan saya di belakang, namun semua itu tidaklah masalah. Kali ini saya akan banyak bercerita tentang kisah hidup saya bagaimana dari awal saya terjun hingga keluar dari kubangan lumpur riba. Saya lulus sarjana tahun 2012 dengan predikat sarjana pendidikan. Besar harapan orang tua saya untuk dapat melihat saya mengabdi bagi dunia pendidikan, begitu halnya dengan saya. Namun kilau dunia dan kurangnya ketidaksabaran merubah semua pandangan dan pemikiran saya. Dengan penghasilan 400 ribu per bulan, mendorong saya untuk mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Ya, apalagi yang akan dilirik selain dunia perbankan. Kerja bergaji tinggi, memakai kemeja, berdasi, kantor ber-AC dll, itu yang ada dalam angan-angan saya. Dengan dalih dapat menyongsong masa depan yang lebih baik jika bekerja dalam dunia perbankan.
Tahun 2014 saya memastikan diri masuk ke dalam dunia perbankan setelah sebelumnya berwiraswasta namun gagal. Perusahaan pertama yang saya masuki adalah bank swasta berwarna "orange". Awal bekerja betapa terkejutnya, ternyata berangkat jam 7 pagi dan pulang sampai malam, namun semua itu tetap saya jalani. Setahun di bank "orange", saya pindah ke bank yang berlabel bank milik negara dan berlabel SYARIAH. Di perusahaan ini saya belajar banyak hal, mulai tentang kebijakan-kebijakan perbankan, hukum-hukum syariah perbankan dll dan tentunya dengan gaji yang lebih tinggi. Namun di perusahaan ini, saya lebih tercengang. Tekanan, target, politik-politik di dalam kantor, subyektivitas pimpinan sangatlah besar. Dengan besarnya tekanan, target dan politik di kantor, saya melakukan kesalahan. Saya selalu memegang prinsip untuk tidak menjadi seorang penjilat, lalu bagaimana caranya agar saya lolos dari target? Saya menghalalkan segala cara. Ya, saya menghalalkan segala cara agar semua tercapai. Tahun 2016, saya mendapatkan tawaran dari bank "merah" berlabel swasta. Saya segera memutuskan mengambil tawaran tersebut tentunya karena tawaran gaji yang lebih besar. Sebelum pindah ke perusahaan ini, saya di cambuk. Ibu mertua saya harus menjalani opname selama satu bulan di rumah sakit. 3 hari pulang, giliran saya yang harus diopname selama seminggu. Akhirnya saya pindah ke perusahaan yang baru dengan posisi yang saya pikir lebih nyaman dan gaji yang tinggi. Ternyata tidak. Sungguh luar biasa tekanan di perusahaan ini. Saya di hadapkan pada salah satu orang nasabah yang sudah tidak mampu untuk menyelesaikan kredit. Si nasabah memiliki itikad baik untuk menjual aset, namun meminta waktu untuk proses penjualannya. Disinilah kelicikan kami sebagai seorang banker. Sekali saya membohongi si nasabah agar dapat memasukan angsuran. Karena tidak memiliki uang, si nasabah menjual kendaraan motornya. Begitu selanjutnya dilakukan oleh teman-teman saya hingga akhirnya si nasabah kehilangan aset motor, mobil 2 unit dan sebuah truk. Setiap hari harus menghadapi nasabah tersebut membuat hati saya tergores. Dengan kondisi istri sakit parah, tanggungan biaya sekolah dan biaya hidup, dituntut harus menyelesaikan permasalahan kredit di perusahaan saya. Saya merasa ikut merasakan sakitnya, sehingga saya kehilangan keprofesionalan saya dan kembali melakukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan saya yang saya maksudkan dari atas adalah, saya menutupi angsuran nasabah-nasabah dengan perjanjian nantinya si nasabah mengembalikan jika sudah memiliki uang. Ternyata tidak semudah itu, banyak nasabah yang tidak mau menepati janjinya untuk mengembalikan uang saya. Hal itu membuat ekonomi keluarga saya berantakan dan membuat saya menghalalkan segala cara untuk menutup lobang-lobang yang telah saya gunakan untuk menutupi angsuran nasabah tersebut. Nominal angsuran nasabah saya tidaklah kecil, di antara 5 juta - 12 juta perbulan/orang. Selain menghalalkan segala cara, sayapun harus mengambil kredit uang ke sana sini dan ada juga yang meminjam ke teman. Hingga pada akhirnya saya sudah merasa muak, saya memutuskan untuk mencari cara untuk keluar. Ya, saya mengambil cara yang ekstrim untuk keluar dari perusahaan tersebut.
Setelah keluar,saya mencoba untuk berwirausaha bersama istri, bahu membahu untuk melunasi hutang-hutang yang ada di luar. Berusaha untuk memperbaiki hubungan saya dengan Tuhan, memperbaiki ibadah dan memperbanyak ilmu tentang agama. Namun ternyata semua itu tidaklah meninggalkan dosa lama saya. Tepatnya kemarin, tanggal 28 Februari 2017, sebuah permata paling berharga saya harus tergores. Ya, putri pertama saya mengalami sakit dengan diagnosa yang sungguh menyayat hati. Disitulah saya benar-benar terbuka hatinya, jika semua ini adalah dosa saya. Putri saya yang tidak tahu menahu tentang perbuatan saya, harus menanggung akibatnya. Di saat seperti ini, saya kembali diuji. Saya mendapatkan tawaran dari seorang teman untuk mengisi sebuah jabatan di bank milik negara, tidak tanggung-tanggung, posisi manager ditawarkan kepada saya. Saya merasa gundah, di satu sisi saya harus memiliki penghasilan tetap untuk menghidupi keluarga saya, namun di sisi lain saya sudah tidak ingin memberikan buliran dosa untuk anak istri saya. Dengan ikhlas, akhirnya saya menolak tawaran tersebut dan kembali berikhtiar dengan jalan yang lain. Perlahan saya berusaha melunasi hutang-hutang saya, entah itu uang dari usaha istri maupun pinjam kepada orang tua. Yang jelas, prioritas utama saya adalah saya harus keluar dari lingkaran riba. Semua aset saya jual, mulai dari motor, alat elektronik dll. Saya prioritaskan hutang di perbankan bukan berarti saya tidak memperdulikan hutang saya kepada teman, tetapi saya berpikiran, paling tidak hutang yang berkaitan dengan teman tidak memiliki kaitan dengan riba dan yang pasti saya wajib mengembalikan. Saya sampaikan kepada sahabat-sahabat saya mengenai kondisi saya, ada beberapa yang dapat memahami, adapula yang bersikukuh agar saya segera melunasi.
Alhamdulillah, entah rejeki dari mana, secara perhitungan matematika sayapun tidak masuk di akal, namun hutang-hutang saya mulai menipis. Saya tidak peduli dengan pandangan orang jika saya tidak memiliki aset dll, yang pasti, saya dan istri sepakat jika kami harus kembali ke titik nol. Ya, kami harus kembali ke titik nol. Kami bersyukur Tuhan benar-benar masih peduli dengan kami, masih berkenan untuk membersihkan darah kami dari uang riba. Saya selalu berusaha berkhusnudzon kepada-Nya, jika ini adalah cara mengangkat kami dari kubangan lumpur riba, mengangkat derajat kami di hadapan-Nya, menghapuskan dosa-dosa kami terdahulu. Saya menyatakan jika saya melepaskan diri dari segala bentuk riba, apapun itu. Kebanggaan sebagai karyawan perbankan, dengan seragam berdasi, gaji tinggi, bonus besar dan insentif selangit, saya tinggalkan. Sungguh sangat berat untuk meninggalkan semua hal tersebut, sangat berat hukuman yang harus kami hadapi, namun kami berkeyakinan, untuk lebih dekat kepada-Nya, mendapatkan cinta-Nya memanglah tidak mudah.
Sekarang saya fokus untuk kembali ke dalam dunia pendidikan dan membantu saudara-saudara yang mengalami permasalahan dengan yang berkaitan dengan pihak perbankan. Namun tentu dengan satu syarat, untuk tidak kembali ke dalam kubangan lumpur riba tersebut. Alhamdulillah, salah satu bekas nasabah saya telah selesai berurusan dengan pihak perbankan. Aset jaminan berupa tanah dan rumah tidak jadi dilelang dan hutangpun selesai. Semoga cerita saya dapat menjadi pelajaran dan pengalaman penting untuk saudara-saudara yang lain. Jika sudah PASTI Alloh akan MENGHANCURKAN RIBA dan menumbuhkan SODAQOH, karena saya sudah merasakan semua hal tersebut dan saya tidak mau menjadi musuh-Nya karena secara tersurat, Dia telah menyatakan perang terhadap pelaku riba.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Ayat-Ayat Tentang Riba

Assalamu'alaikum.. Alladzina yaa kuluunarribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumulladzii yatakhobbathuhusyayaithoonu minalmassi, dzaal...