Assalamu'alaikum..
Alladzina yaa kuluunarribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumulladzii yatakhobbathuhusyayaithoonu minalmassi, dzaalika bi annahum qooluu innamaal bai'u mitslurrobaa wa akhallallohul bai'a wa kharromarribaa, wamamjaa ahu mau'idhotummirrobbihii faantahaa falahu maa salafa, wa amruhuu ilalloh, wa man'aada faulaaika asykhaabunnaar humfihaa khooliduun (Al Baqarah: 275).
"Orang-orang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena merekas berkata bahwa jual-beli sama dengan riba. Barangsiapa mendapati peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Alloh. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al Baqarah: 275).
Wamkhaqullohurribaa wa yurbishshodaqooh, wallohulaa yukhibbu kullu kaffarin atsiim (Al Baqarah 276).
"Alloh memusnahkan riba dan menyuburkan sodaqoh. Alloh tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa." (Al Baqarah 276).
Yaa ayyuhaalladziina aamanuttaqulloha wa dzaruumaa baqiya minarribaa inkuntum mu'miniin (Al Baqarah 278)
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Alloh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang beriman." Al Baqarah 278).
Faillam taf'aluu faadzunubi kharbimminallohi wa rosuulihi, wa intubtum falakum ru uusu amwaalikum, laa tadhlimuuna wa laatudhlamuun (Al Baqarah 279).
"Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Alloh dan rosul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat dzalim (merugikan) dan tidak didzalimi (dirugikan)." Al Baqarah 279.
Wamaa aataitummirribaalliyarbu wa fii amwaalinnaasi falaa yarbuu'indalloh, wa maa aataitummin zakaatin turiiduuna wajhallohi faulaaika humulmudh'ifuun (Ar-Rum: 39).
"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Alloh. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhooan Alloh, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)." (Ar-Rum: 39).
Wa akhdzi himurribaawa qodnuhuu'anhu wa aklihim amwaalannasi bil baathili, wa a'tadnaa lilkaafiriina minhum'adzaabaan aliim. Laakinirroo sikhuuna fil'ilmi minhum wal mu'minuuna yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila minqoblika wal muqiimiinshsholaata wal muutuunazzakaata wal mu'minuuna biillahi wal yaumil aakhir, ilaaika sanuutiihim ajroon'adhiim (An-Nisa: 161-162).
"dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (bathil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih. Tetapi orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka, dan orang-orang yang beriman, mereka beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan kepada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu, begitu pula mereka yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat dan beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar." (An-Nisa: 161-162).
Yaa ayyuhaalladziina aamanuu laa taa kuluurribaa adh'aafammudhoo'afatawwattaqulloha la'allakum taflikhuun (Ali Imron: 130).
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Alloh agar kamu beruntung." (Ali Imron: 130).
Semoga beberapa ayat di atas dapat menjelaskan tentang RIBA. Banyak orang yang menantang, mana dalilnya, mana sumbernya, bagaimana bunyinya saat diberikan nasehat untuk menjauhi RIBA. Nah, semoga ayat-ayat di atas sedikit banyak dapat menjadi sumber bagi saudara-saudara yang sedang mencari hidayah.
Mohon maaf jika banyak saudara saya yang merasa sakit hati dengan postingan-postingan saya. Jika memang berkenan, silahkan bacalah. Jika tidak berkenan, paling tidak saya sudah melaksanakan kewajiban saya sebagai sesama muslim. Dan jika berghibah, Alhamdulillah, berkuranglah dosa-dosa saya.
Wassalamu'alaikum..
Selasa, 11 April 2017
Daging Yang Diharamkan Masuk Surga
Assalamu'alaikum..
“Tidak ada daging yang tumbuh dari as-suht, kecuali neraka lebih layak baginya.” (HR. Turmudzi 614 dan dishahihkan al-Albani).
Menurut pemahaman saya yang masih kurang ilmunya, adalah setiap daging manusia yang tumbuh dari hasil yang haram, dari makanan yang haram, maka akan haram pula daging tersebut untuk masuk ke surga.
BAYANGKAN, seorang anak, usia bayi atau balita, yang belum tahu tentang dosa, yang belum bisa mencari makan sendiri, diharamkan baginya untuk masuk ke surga, padahal dia tidak tahu apa-apa. BAYANGKAN, dia harus merasakan jilatan api yang tidak pernah dia sulut sama sekali. Bukankah anak adalah sesuatu yang sangat sangat berharga, bahkan bagi saya, saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk kesehatannya di dunia, apalagi di akherat. Banyak sauadara-sauadari kita yang belum memiliki anak, mereka memohon hingga mereka rela menukarkan apapun yang mereka miliki demi seorang anak. Lalu mengapa kita yang telah dikaruniai seorang anak, tega menjerumuskan anak kita, darah daging kita sendiri menuju api neraka? Bahkan saya sendiri, memiliki seorang saudara yang belum dikaruniai seorang anak, beliau kaya, mempunyai jabatan yang tinggi di kantornya, pernah berkata, "saya rela menukar semua harta dan jabatan saya demi mempunyai seorang anak yang darah daging saya sendiri.". Sebegitu besarnya nilai seorang anak untuk ditukar dengan sesuap nasi yang berasal dari sesuatu yang haram.
Kemudian..
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al Baqarah: 278-279).
Saya sudah beberapa kali membaca ayat tersebut, namun tidak tahu artinya. Setelah saya mendengar ayat tersebut beserta konsekuensinya, kemudian saya membaca terjemahannya di Al-Qur'an, saya MERINDING. Saya mencoba belajar tentang konsekuensi dari dosa-dosa yang ada, TIDAK ADA SATUPUN dosa dimana Alloh SWT dan Rosulnya MENYATAKAN PERANG secara LANGSUNG.
BAYANGKAN, jika seorang manusia menyatakan perang dengan suatu negara. Apa yang ada di benak kita? "Ah, itu pasti orang gila". Apalagi ini, yang kita nyatakan perang adalah Dzat yang menciptakan kita.
Masya Alloh, jangankan menyatakan perang dengan Alloh, melihat seorang ibu bermuka marah saja, kita pasti sudah takut setengah mati.
Mungkin banyak sahabat dan saudara saya yang mencibir tulisan saya, menganggap saya sok suci, tobat sementara dll bahkan marah terhadap saya. Tapi tidak mengapa, akan saya selalu doakan, semoga kalian secepatnya menemukan hidayah.
(silahkan lihat riwayat pekerjaan saya di facebook dengan akun Eko Waluyo Budi Utomo)
Semoga tulisan yang sedikit ini bermanfaat.
Wassalamu'alaikum..
“Tidak ada daging yang tumbuh dari as-suht, kecuali neraka lebih layak baginya.” (HR. Turmudzi 614 dan dishahihkan al-Albani).
Menurut pemahaman saya yang masih kurang ilmunya, adalah setiap daging manusia yang tumbuh dari hasil yang haram, dari makanan yang haram, maka akan haram pula daging tersebut untuk masuk ke surga.
BAYANGKAN, seorang anak, usia bayi atau balita, yang belum tahu tentang dosa, yang belum bisa mencari makan sendiri, diharamkan baginya untuk masuk ke surga, padahal dia tidak tahu apa-apa. BAYANGKAN, dia harus merasakan jilatan api yang tidak pernah dia sulut sama sekali. Bukankah anak adalah sesuatu yang sangat sangat berharga, bahkan bagi saya, saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk kesehatannya di dunia, apalagi di akherat. Banyak sauadara-sauadari kita yang belum memiliki anak, mereka memohon hingga mereka rela menukarkan apapun yang mereka miliki demi seorang anak. Lalu mengapa kita yang telah dikaruniai seorang anak, tega menjerumuskan anak kita, darah daging kita sendiri menuju api neraka? Bahkan saya sendiri, memiliki seorang saudara yang belum dikaruniai seorang anak, beliau kaya, mempunyai jabatan yang tinggi di kantornya, pernah berkata, "saya rela menukar semua harta dan jabatan saya demi mempunyai seorang anak yang darah daging saya sendiri.". Sebegitu besarnya nilai seorang anak untuk ditukar dengan sesuap nasi yang berasal dari sesuatu yang haram.
Kemudian..
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al Baqarah: 278-279).
Saya sudah beberapa kali membaca ayat tersebut, namun tidak tahu artinya. Setelah saya mendengar ayat tersebut beserta konsekuensinya, kemudian saya membaca terjemahannya di Al-Qur'an, saya MERINDING. Saya mencoba belajar tentang konsekuensi dari dosa-dosa yang ada, TIDAK ADA SATUPUN dosa dimana Alloh SWT dan Rosulnya MENYATAKAN PERANG secara LANGSUNG.
BAYANGKAN, jika seorang manusia menyatakan perang dengan suatu negara. Apa yang ada di benak kita? "Ah, itu pasti orang gila". Apalagi ini, yang kita nyatakan perang adalah Dzat yang menciptakan kita.
Masya Alloh, jangankan menyatakan perang dengan Alloh, melihat seorang ibu bermuka marah saja, kita pasti sudah takut setengah mati.
Mungkin banyak sahabat dan saudara saya yang mencibir tulisan saya, menganggap saya sok suci, tobat sementara dll bahkan marah terhadap saya. Tapi tidak mengapa, akan saya selalu doakan, semoga kalian secepatnya menemukan hidayah.
(silahkan lihat riwayat pekerjaan saya di facebook dengan akun Eko Waluyo Budi Utomo)
Semoga tulisan yang sedikit ini bermanfaat.
Wassalamu'alaikum..
Selasa, 04 April 2017
HIDAYAH DAN HIJRAH
Apa si hidayah? Apa si Hijrah?
"Jika Aku sesat Maka Sesungguhnya Aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika Aku mendapat petunjuk Maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya dia Maha mendengar lagi Maha Dekat" (Saba: 50)
Jadi aneh rasanya jika ada seseorang yang menuduh orang lain memurtadkan orang lain karena orang tersebut mendapat hidayah. Hidayah atau yang sering orang sebut dengan pencerahan, bukan hanya sekedar tergerak hatinya untuk kembali kepada jalan Tuhan. Bayi menangis adalah hidayah (hidayah tabi'at), seseorang bisa melihat adalah hidayah (hidayah indera), seseorang bisa membedakan mana baik mana buruk adalah hidayah (hidayah akal) dan masih banyak lagi. Sedangkan puncak dari hidayah adalah agama (hidayah ad-dien).
Hidayah yang sering kali dimaksud orang adalah hidayah ma'unah dan taufik. Ada seseorang pecandu alkohol atau narkoba, kemudian berhenti karena SADAR akan bahayanya, itu adalah salah satu hidayah ma'unah dan taufik. Tuhan secara tidak langsung menyadarkan dirinya jika alkohol dan narkoba itu pada akhirnya akan membunuh dirinya.
Begitu pula dengan pindahnya keyakinan seseorang. Seseorang yang memutuskan untuk berpindah keyakinan, PASTIlah melalui jalan panjang. Bukan hanya mendengar ceramah si A, si B, lantas memutuskan untuk berpindah keyakinan. Untuk merubah telur mentah menjadi telur matang saja, membutuhkan waktu 10-15 menit, apalagi yang dirubah adalah KEYAKINAN. Jadi STOP membuat statement jika seseorang merubah keyakinannya secepat membuat mie rebus.
“Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa: 100).
Mungkin definisi hijrah yang paling sederhana adalah PINDAH. Akan tetapi, hijrah memiliki makna yang jauh lebih luas, bukan lagi hanya hijrah dari Mekkah menuju Madinah seperti pada jaman Rosululloh.
Bagi umat muslim, banyak sekali yang tidak menyadari jika mereka sebenarnya sedang berhijrah, contohnya:
1. Seseorang yang semula hanya menjalankan sholat maghrib, kemudian bertambah menjalankan sholat dhuhur, ashar, isya dan shubuh, itu salah satu bentuk hijrah.
2. Seseorang yang semula menjalankan sholat dirumah, kemudian berubah untuk menjalankan sholat berjamaah di masjid atau mushola, itu adalah hijrah.
3. Seseorang yang semula tidak pernah bersodaqoh, kemudian mulai bersodaqoh sebulan sekali, itu adalah hijrah.
4. Seseorang yang semula tidak mengenakan hijab, kemudian berhijab, itu adalah hijrah dan masih banyak lagi contohnya.
Esensinya, hiijrah pada jaman sekarang adalah PERUBAHAN menjadi LEBIH BAIK.
Lalu apa hubungan antara HIDAYAH dan HIJRAH?
HIDAYAH → HIJRAH
Seseorang tidak akan BERHIJRAH sebelum mendapatkan atau lebih tepatnya menemukan HIDAYAH.
Kamis, 30 Maret 2017
- kaPITAlis
Gaji Rp. 3.500.000,- dengan target 1 bulan 500 juta dengan bunga 0,7%/ bulan tenor 3 tahun (36 bulan).
Mari kita hitung besarnya bunga..
0,7/100 x 500.000.000 = Rp. 3.500.000,-.
Dengan asumsi setiap bulan target, maka perhitungan akumulasi pertambahan profit bunga sebagai berikut:
Bulan I, menyumbang bunga Rp. 3.500.000,-
Bulan II, menyumbang bunga Rp. 7.000.000,-
Bulan III, menyumbang bunga Rp. 10.500.000,-
Bulan IV, menyumbang bunga Rp. 14.000.000,-
Bulan V, menyumbang bunga Rp. 17.500.000,-
Bulan VI, menyumbang bunga Rp. 21.000.000,-
Bulan VII, menyumbang bunga Rp. 24.500.000,-
Bulan VIII, menyumbang bunga Rp. 28.000.000,-
Bulan IX, menyumbang bunga Rp. 31.500.000,-
Bulan X, menyumbang bunga Rp. 35.000.000,-
Bulan XI, menyumbang bunga Rp. 38.500.000,-
Bulan XII, menyumbang bunga Rp. 42.000.000,- dst.
Mari kita jumlahkan dan bandingkan antara gaji dan profit perusahaan, dengan asumsi seorang karyawan bank mendapatkan gaji dari hasil pembayaran bunga nasabahnya.
Bulan I, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 0
Bulan II, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 3.500.000
Bulan III, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 7.000.000
Bulan IV, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 10.500.000
Bulan V, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 14.000.000
Bulan VI, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 17.500.000
Bulan VII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 21.000.000
Bulan VIII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 24.500.000
Bulan IX, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 28.000.000
Bulan X, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 31.500.000
Bulan XI, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 35.000.000
Bulan XII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 38.500.000 dst.
Perbandingannya?
Karyawan Rp. 42.000.000,-
Perusahaan Rp. 231.000.000,-
Ini baru perhitungan 1 tahun, bayangkan jika sampai 5 tahun atau 10 tahun, kira-kira bagaimana?
Dengan realita di lapangan?
1. Berangkat jam 7 pagi, pulang tidak terhingga atau tidak pulang.
2. Jika target, si bos memberikan tepuk tangan. Tidak target, "Gue tendang loe dari perusahaan gue!" (profit kredit tetap berjalan bagi perusahaan & perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya gaji karyawan).
3. Sakit? Si Bos mana tahu, kan karyawan ribuan? Yang mengurus orang tua, istri/suami & anak, orang-orang yang kita temui beberapa jam setiap hari.
4. Ketemu keluarga? Senin-Jumat jam bertemu keluarga dari pukul 04.00 s.d 07.00 dan pukul 20.00 s.d 21.00. (belum target, sabtu WAJIB MASUK), kata si bos. Jika tidak mau? "Keluar dari barisan saya!"
5. Anak tidak pernah terpantau, nakal, tersangkut NARKOBA, lalu yang disalahkan guru sekolahnya. "Gimana si gurunya, ga becus urus anak gue. Kan gue udah bayar mahal!". (mintanya anaknya pinter tapi tidak pernah "nyinaoni", mintanya anaknya pinter sholat tapi tidak pernah "nyontoni", mintanya anaknya sehat tapi anaknya makan apa tidak tahu. Yang paling sedih, jika si anak dititipkan ke Mbahnya, yang disalahkan mbahnya. "Gimana si pak, bu, kan Nanda sudah saya titipkan?" (emangnya bapak ibu kamu panti asuhan?). Pikirrrrrrrrrrrrrrrrr!
6. Ada nasabah macet? Si bos, "Gue pusing nih, gue ga mau tau gimana caranya ni nasabah angsuran masuk, loe pikir tu duit punya nenek moyang loe? Itu duit gue tau!". Jalan terakhir, si karyawan menutupi angsuran nasabahnya. Kalo tidak mau? "Keluar dari barisan saya!", kata si bos.
7. Tanggal 1 s.d 20, dicambuk agar target kredit lolos. Tanggal 21 s.d 31? Dicambuk agar nasabah bisa mengangsur semuanya.
8. Silahkan tambahkan sendiri yang merasa punya pengalaman.
Selamat malam, selamat beristirahat..
(ojo dipikir jero-jero, mbok mumet ndasmu tapi karo cengar-cengir)
Mari kita hitung besarnya bunga..
0,7/100 x 500.000.000 = Rp. 3.500.000,-.
Dengan asumsi setiap bulan target, maka perhitungan akumulasi pertambahan profit bunga sebagai berikut:
Bulan I, menyumbang bunga Rp. 3.500.000,-
Bulan II, menyumbang bunga Rp. 7.000.000,-
Bulan III, menyumbang bunga Rp. 10.500.000,-
Bulan IV, menyumbang bunga Rp. 14.000.000,-
Bulan V, menyumbang bunga Rp. 17.500.000,-
Bulan VI, menyumbang bunga Rp. 21.000.000,-
Bulan VII, menyumbang bunga Rp. 24.500.000,-
Bulan VIII, menyumbang bunga Rp. 28.000.000,-
Bulan IX, menyumbang bunga Rp. 31.500.000,-
Bulan X, menyumbang bunga Rp. 35.000.000,-
Bulan XI, menyumbang bunga Rp. 38.500.000,-
Bulan XII, menyumbang bunga Rp. 42.000.000,- dst.
Mari kita jumlahkan dan bandingkan antara gaji dan profit perusahaan, dengan asumsi seorang karyawan bank mendapatkan gaji dari hasil pembayaran bunga nasabahnya.
Bulan I, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 0
Bulan II, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 3.500.000
Bulan III, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 7.000.000
Bulan IV, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 10.500.000
Bulan V, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 14.000.000
Bulan VI, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 17.500.000
Bulan VII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 21.000.000
Bulan VIII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 24.500.000
Bulan IX, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 28.000.000
Bulan X, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 31.500.000
Bulan XI, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 35.000.000
Bulan XII, Gaji Rp. 3.500.000, Perusahaan Rp. 38.500.000 dst.
Perbandingannya?
Karyawan Rp. 42.000.000,-
Perusahaan Rp. 231.000.000,-
Ini baru perhitungan 1 tahun, bayangkan jika sampai 5 tahun atau 10 tahun, kira-kira bagaimana?
Dengan realita di lapangan?
1. Berangkat jam 7 pagi, pulang tidak terhingga atau tidak pulang.
2. Jika target, si bos memberikan tepuk tangan. Tidak target, "Gue tendang loe dari perusahaan gue!" (profit kredit tetap berjalan bagi perusahaan & perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya gaji karyawan).
3. Sakit? Si Bos mana tahu, kan karyawan ribuan? Yang mengurus orang tua, istri/suami & anak, orang-orang yang kita temui beberapa jam setiap hari.
4. Ketemu keluarga? Senin-Jumat jam bertemu keluarga dari pukul 04.00 s.d 07.00 dan pukul 20.00 s.d 21.00. (belum target, sabtu WAJIB MASUK), kata si bos. Jika tidak mau? "Keluar dari barisan saya!"
5. Anak tidak pernah terpantau, nakal, tersangkut NARKOBA, lalu yang disalahkan guru sekolahnya. "Gimana si gurunya, ga becus urus anak gue. Kan gue udah bayar mahal!". (mintanya anaknya pinter tapi tidak pernah "nyinaoni", mintanya anaknya pinter sholat tapi tidak pernah "nyontoni", mintanya anaknya sehat tapi anaknya makan apa tidak tahu. Yang paling sedih, jika si anak dititipkan ke Mbahnya, yang disalahkan mbahnya. "Gimana si pak, bu, kan Nanda sudah saya titipkan?" (emangnya bapak ibu kamu panti asuhan?). Pikirrrrrrrrrrrrrrrrr!
6. Ada nasabah macet? Si bos, "Gue pusing nih, gue ga mau tau gimana caranya ni nasabah angsuran masuk, loe pikir tu duit punya nenek moyang loe? Itu duit gue tau!". Jalan terakhir, si karyawan menutupi angsuran nasabahnya. Kalo tidak mau? "Keluar dari barisan saya!", kata si bos.
7. Tanggal 1 s.d 20, dicambuk agar target kredit lolos. Tanggal 21 s.d 31? Dicambuk agar nasabah bisa mengangsur semuanya.
8. Silahkan tambahkan sendiri yang merasa punya pengalaman.
Selamat malam, selamat beristirahat..
(ojo dipikir jero-jero, mbok mumet ndasmu tapi karo cengar-cengir)
Kamis, 23 Maret 2017
Kubangan Lumpur "RIBA"
Langganan:
Postingan (Atom)
Ayat-Ayat Tentang Riba
Assalamu'alaikum.. Alladzina yaa kuluunarribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumulladzii yatakhobbathuhusyayaithoonu minalmassi, dzaal...
-
OK bro… See you again… Yupz! Pertanyaan diatas gue kasih buat loe nyang ngerasa sebagai mahasiswa atau sejenisnya. Tentunya pertanyaan itu j...
-
Menghitung Keliling Lingkaran dengan Menggunakan Sebuah Puataran Gelas. Fungsi Permainan Kegiatan mencari keliling lingkaran dengan mengguna...
-
Definisi BERPIKIR menurut saya adalah melakukan sesuatu secara tidak tampak dan lebih mengacu pada sistem kerja otak. Sedangkan definisi BER...