Kamis, 17 Desember 2009

OLAHRAGA DAN KEHAMILAN: KOMBINASI YANG COCOK ATAU BERTENTANGAN?

Para peneliti telah memastikan bahwa program olahraga yang teratur bermanfaat bagi kesehatan dan sebagian besar wanita mengikuti program-program olahraga, baik yang nonkompetitif maupun kompetitif. Banyak dari wanita tersebut tidak mau menghentikan program olahraga mereka selama kehamilan.
Pertanyaan yang paling sering diajukan mengenai olahraga selama kehamilan adalah : Bagaimana olahraga mempengaruhi perkembangan persalinan dan janin yang sedang tumbuh? Bagaimana kehamilan mempengaruhi kapasitas untuk berolahraga.


Salah satu kekhawatiran utama mengenai olahraga selama kehamilan adalah intensitas olahraga dan hipertermia serta redistribusi aliran darah yang ditimbulkannya. Hipertermia tidak jarang terjadi pada olahraga dengan intensitas tinggi dan suhu tubuh sampai 40 derajat celcius pernah dicatat pada pelari jarak jauh. Kehamilan mungkin menambah masalah peningkatan suhu tubuh ini karena perbandingan antara luas permukaan terhadap massa tubuh mengecil akibat adanya janin yang sedang tumbuh. Dengan demikian, panas tubuh mungkin akan menjadi lebih sulit untuk dikeluarkan. Janin mungkin juga sebagai sumber panas tambahan.
Namun laporan mengisyaratkan bahwa suhu tubuh inti puncak yang dicapai selama olahraga menurun lebih cepat pada kehamilan tahap akhir dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Laporan-laporan ini juga menyatakan bahwa suhu yang dicapai selama olahraga menurun lebih cepat seiring dengan usia kehamilan yang mengisyaratkan bahwa pengeluaran panas tubuh selama kehamilan sebenarnya meningkat.
Selama olahraga, aliran darah diredistribusi ke otot-otot yang aktif dan ke kulit (pendinginan) dengan mengorbankan daerah uterus. Masih belum diketahui apakah aliran darah uterus selama olahraga dipertahankan pada tingkat yang memadai bagi janin. Namun penelitian noninvasif dengan ultrasonografi mendapatkan bahwa aliran darah antarvili pada wanita hamil sehat tidak berkurang selama olahraga sedang.
Beberapa laporan mengisyaratkan bahwa wanita yang melakukan olahraga sedang secara teratur akan memiliki kehamilan yang lebih sehat dibandingkan dengan wanita yang jarang beraktivitas. Tidak ada bukti bahwa olahraga sedang membahayakan janin. Olahraga harus mencakup kelompok otot besar, bersifat aerobik dan tidak memerlukan keseimbangan yang cermat. Berenang dianggap sebagai olahraga yang ideal. Air yang dingin menjaga suhu internal tetap rendah dan daya apung yang ditimbulkan olah air cenderung mengatasi gaya tarik bumi, mencegah cedera sendi. Jenis olahraga ini juga mengurangi kemungkinan uterus yang hamil berada dalam posisi menekan aorta asendens dan menganggu aliran darah ke uterus, seperti yang mungkin terjadi pada olahraga dalam keadaan terlentang atau sepeda stasioner. Olahraga air juga dapat mengurangi pembengkakan di tungkai bawah.
Dianjurkan bahwa olahraga selama kehamilan adalah olahraga sedang (moderate) dengan kecepatan denyut jantung selama olahraga tetap dijaga kurang dari 160 kali permenit. Program olahraga berat yang baru jangan dimulai pada usia kehamilan trimester pertama atau ketiga, tetapi program bertahap dapat dimulai pada trimester kedua.
Program olahraga yang sesuai selama kehamilan dapat memperbaiki kebugaran otot dan aerobik, mempermudah persalinan dan pemulihan dan meningkatkan perasaan sejahhtera secara psikolog. Olahraga umumnya dapat kembali dilakukan sekitar delapan minggu setelah persalinan atau seperti yang dianjurkan dokter.

Ayat-Ayat Tentang Riba

Assalamu'alaikum.. Alladzina yaa kuluunarribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumulladzii yatakhobbathuhusyayaithoonu minalmassi, dzaal...